DINAMIKA GLOBAL
VOLUME : DINAMIKA GLOBAL VOL. 01 No.1
ISSN : 2548-9216
TANGGAL TERBIT : 2016-06-01
JUMLAH DOKUMEN : 7
THE USE OF NON-MILITARY ELEMENTS OF STATECRAFT BY CHINA DURING CAMBODIAN CRISIS 1997
Peneliti : Witjaksono
Kata kunci : Elemen-elemen non-militer, Tiongkok, krisis Kamboja.
Abstrak : Rekognisi atas kedaulatan suatu negara merupakan bagian dari kebijakan luar negeri yang dalam decision making process-nya pasti mempertimbangkan cost dan benefit. Proses mempertimbangkan kebijakan luar negeri akan semakin sulit dilakukan apabila rekognisi atas kedaulatan tersebut dilakukan terhadap negara yang sedang mengalami krisis. Saat Kamboja mengalami krisis pada tahun 1997, Tiongkok mengambil langkah strategis dengan memberikan rekognisi terhadap kedaulatan Kamboja. Walaupun Tiongkok memberikan rekognisi dalam bentuk yang tidak empiris, dalam hal ini elemen-elemen non-militer, namun terbukti bahwa bentuk rekognisi semacam itu sudah cukup untuk memberikan dampak berupa keuntungan strategis terhadap kedua negara khususnya Kamboja sebagai negara yang sedang mengalami krisis. Penelitian ini akan menggambarkan best practices dari upaya sebuah negara dalam memberikan rekognisi atas kedaulatan negara lain, melalui elemen-elemen yang bersifat non militer. Pada akhirnya, penggunaan elemen-elemen non-militer merupakan hal yang berpotensi dalam memberikan dampak strategis terhadap rekognisi yang dilakukan bagi negara yang sedang mengalami krisis.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
Diplomasi Ekonomi Indonesia dan Negara-negara Berkembang dalam G-33 untuk Mempromosikan
Proposal Special Products dan Special Safeguard Mechanism
Peneliti : Mariane Delanova
Kata kunci : Globalisasi, WTO, Special Products, Pertanian negara berkembang.
Abstrak : Sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi negara berkembang karena banyak penduduk di negara berkembang yang menggantungkan hidup mereka kepada sektor ini. Selain itu, sektor pertanian negara berkembang terkait erat dengan ketahanan pangan (food security), pengentasan kemiskinan (poverty alleviation), dan pembangunan pedesaan (rural development). Pada era globalisasi, perdagangan antarnegara diatur dalam kerangka World Trade Organization (WTO). Sektor pertanian pun menjadi salah satu bidang yang tidak luput dari agenda negosisasi di WTO dan diatur di dalam Agreement on Agriculture WTO (AoA). Negara berkembang seharusnya memiliki strategi diplomasi ekonomi yang dapat memperjuangkan kepentingan mereka, terutama dalam bidang pertanian. Group 33 (G-33) merupakan kelompok kepentingan di WTO yang berupaya memperjuangkan kepentingan nasional negara anggotanya dalam bidang pertanian dengan mengajukan proposal Special Products (SP) dan Special Safeguard Mechanism (SSM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi diplomasi negara-negara berkembang, pada khususnya Indonesia dalam forum perdagangan multilateral WTO.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
Dampak Sosio-Ekonomi Piala Dunia terhadap lingkungan domestik Brasil
Peneliti : Wahid Noor Jayn
Kata kunci : FIFA, Brasil, Dilma Rousseff, Pembangunan, Piala Dunia.
Abstrak : Sepakbola dan politik memang tidak berkaitan langsung. Namun, sepakbola
bisa memberikan dampak politik berskala nasional bahkan internasional. Politisasi olahraga adalah upaya yang ‘lazim’ digunakan oleh para pemangku kepentingan. Dalam kasus tertentu, upaya politisasi olahraga khususnya sepakbola bisa dilakukan secara sistemik.
Fenomena Dilma Rousseff di Brazil yang, selama tidak kurang dari 3 tahun terakhir sejak 2013, didesak mundur karena ‘kecerobohan’ dalam perumusan arah kebijakan nasional terakumulasi pada periode April – Mei yang lalu. Kekecewaan masyarakat terhadap Dilma disebabkan oleh lambannya perekonomian dalam negeri. Disamping itu, masalah sosial dan kesehatan seperti pengangguran, kriminalitas, kemiskinan, dan munculnya wabah penyakit serta kasus korupsi masif yang melibatkan para pejabat bahkan mantan Presiden Lula da Silva turut memperparah kondisi domestik. Ironisnya, janji-janji pembukaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat yang akan meningkat seiring dengan akan digelarnya Piala Dunia 2014 tidak lebih dari sekedar harapan palsu. Penulis berpendapat bahwa demonstrasi dan tuntutan terhadap pemerintah memiliki kaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan penyelenggaraan Piala Dunia
Analisa pada tulisan ini didasarkan pada fenomena yang sedang terjadi untuk kemudian diperbandingkan dengan apa yang seharusnya dilakukan.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA DI INDONESIA:
STUDI KASUS ANALISIS IMPLEMENTASI RENSTRA BPBD KABUPATEN SLEMAN DI DESA KEPUHARJO
KECAMATAN CANGKRINGAN
Peneliti : Nala Nourma Nastiti, Titik Firawati, Eric Hieriej Atin Prabandari
Kata kunci : Gender, Kebijakan, Penanggulangan Bencana, Merapi 2010
Abstrak : Bencana dapat memberikan pengaruh dan dampak gender yang berbeda bagi perempuan dan laki-laki. Selain dampak korban jiwa dan kerusakan, bencana dapat menjadi kesempatan memperbaiki struktur relasi sosial masyarakat. Peristiwa erupsi Merapi tahun 2010 menjadi salah satu peristiwa bencana yang menjadi pelajaran bagi pemerintah, untuk memperhatikan integrasi gender dalam sistem dan kebijakan penanggulangan bencana (PB) di Indonesia. Desa Kepuharjo di Kecamatan Cangkringan Sleman merupakan salah satu daerah rawan bencana yang terkena dampak erupsi Merapi 2010 terparah.
Pemerinta Daerah (Pemda) Istimewa Yogyakarta melalui lembaga PB BPBD Kabupaten Sleman, menginterasikan perspektif gender sebagai perwujudan pengarusutamaan gender dalam sistem PB melalui rencana strategis 2011-2015. Penelitian ini akan menganalisis implementasi pengarusutamaan gender yang dilakukan BPBD Kabupaten Sleman dalam upaya pengurangan risiko bencana pada masyarakat Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
The News Coverage of Indonesia Media toward AEC
Peneliti : Heditia Syahputri Damanik
Kata kunci : media coverage, ASEAN Economic Community, framing analysis
Abstrak : The paper aims to elaborate the analysis of news coverage of Indonesia media toward ASEAN Economic Community (AEC) issue. Each media has its own framing of the news. I would like to know the framing of several online media in Indonesia to respond the AEC issue. The paper will discuss the news from two of popular online media in Indonesia. The paper would analyze news using the framing analysis. Through that way, the paper would present the comparison of how media’s framing about AEC. Do the two online media frame AEC as the battle field to gain national interest as realism- mercantilism paradigm point of view or frame AEC as the mutual effort of ASEAN state members to reach the mutual prosperity as regional entity like neo-liberalism paradigm sees it?
Lihat Dokumen | Download Dokumen
‘‘HALLYU’’ (KOREAN WAVE) AS PART OF SOUTH KOREA’S CULTURAL DIPLOMACY AND
ITS IMPACT ON CULTURAL HYBRIDITY IN INDONESIA
Peneliti : Teguh Puja Pramadya, Jusmalia Oktaviani
Kata kunci : cultural diplomacy, cultural hybridity, cultural product, ‘hallyu’, Korean wave
Abstrak : Korean Waveor‘hallyu’is a phenomenon of the spread of South Korean culture, which is very interesting to learn. Some influences in the entertainment industry this year, especially in Indonesia is pronounced, with many types of Korean cultural products that can be found in various forms, such as music, movies, culinary, fashion, language courses, and so on. As part of the strategy of cultural diplomacy, by the South Korean government, ‘hallyu’ is used optimally by the government, to promote South Korean culture. However, the spread of ‘hallyu’ now is not only an indicator of the success of cultural diplomacy on the part of South Korea’s government alone. The cultural hybridity also helps’ hallyu’ widespread, where the international community would accept the foreign culture, like Korean culture as part of their lifestyle.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
DIPLOMASI INDONESIA DALAM MEMBANGUN INTERFAITH HARMONY
MELALUI ASEM INTERFAITH DIALOGUE (2004-2009)
Peneliti : Renaldo Benarrivo
Kata kunci : Diplomacy, Indonesia, Interfaith harmony, ASEM Interfaith Dialogue.
Abstrak : Indonesia utilize interfaith dialogue as a feature of its diplomacy. This is done because of a misperception of the international community toward the Muslim faith. Islamic value used as justification for some acts of terrorism, so that Indonesia as a country with a majority Muslim population felt compelled to undertake in response to the views of the international community.
ASEM becomes one of the forums utilized by Indonesia’s diplomacy in particular through interfaith dialogue. This study uses qualitative research with descriptive type in describing Indonesia’s diplomacy. Indonesia has a significant role in any organization of ASEM Interfaith Dialogue, both as host and as a co-sponsor. Agendas relevant kept implemented by Indonesia consistently in organizing the ASEM Interfaith Dialogue in Indonesia, Cyprus, China, the Netherlands and South Korea.