DINAMIKA GLOBAL
VOLUME : DINAMIKA GLOBAL VOL. 02 No.02
ISSN : 2548-9216
TANGGAL TERBIT : 2017-12-01
JUMLAH DOKUMEN : 6
REVITALISASI HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DI ASIA
PASIFIK
Peneliti : Suwarti Sari, Yanyan Mochamad Yani
Kata kunci : Australia, Amerika Serikat, Asia Pasifik, militer, revitalisasi.
Abstrak : Amerika Serikat (AS) sebagai tokoh tunggal dalam kekuatan dunia memainkan peran utama dalam mengubah sistem internasional. AS “berkewajiban” menjaga ketertiban dunia yang ditujukan dengan banyaknya personel militer yang dikirim keluar negeri guna menjalankan misi tersebut. Setelah memutuskan kembali ke Asia-Pasifik, AS menegaskan untuk membangun suasana saling percaya dengan negara-negara lain di kawasan. Dalam pelaksanaan strateginya, AS mengedepankan peran sekutunya dan membentuk jaringan yang meliputi seluruh dunia. AS secara aktif mengembangkan hubungan dengan NATO dan para sekutu-nya untuk mempertahankan keamanan dan perdamaian, dan terus memperhebat strategi pindah poros ke Asia dan Pasifik.
Amerika Serikat meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Australia untuk meningkatkan akses militer Amerika Serikat terhadap fasilitas militer Australia. Bagi Australia, AS akan tetap menjadi aktor di Asia Pasifik. Hadirnya armada AS di Darwin, Australia akan memberikan rasa nyaman dan aman secara politik dan militer, mengingat kepentingan mereka sejalan untuk membendung kekuatan dari Utara (Asia).
Lihat Dokumen | Download Dokumen
MEMAKNAI POSISI PEMERINTAH DAERAH DALAM STUDI
HUBUNGAN INTERNASIONAL: PARADIPLOMASI
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DALAM
PENYELENGGARAAN ERAU INTERNATIONAL FOLK ART
FESTIVAL (EIFAF)
Peneliti : Etha Pasan
Kata kunci : Paradiplomasi, Globalisasi, Desentralisasi, EIFAF
Abstrak : Paradiplomasi merupakan konsep yang relatif baru dalam studi Hubungan Internasional. konsep itu merujuk pada praktek diplomasi yang dilakukan oleh aktor-aktor non-negara (Pemerintah Pusat). Jika sebelumnya diplomasi hanya bisa dilakukan oleh negara saja, dengan struktur dunia yang mengalami transformasi maka hal tersebut tidak lagi berlaku. Selayaknya diplomasi, maka paradiplomasi yang dilakukan oleh aktor non-negara tersebut bertujuan untuk memenuhi kepentingan mereka. Hal ini memungkinkan terjadinya kondisi dimana kepentingan aktor-aktor baru tersebut bertentangan dengan kepentingan negara.
Penelitian ini mengambil studi kasus penyelenggaraan Erau International Folk Art Festival (EIFAF) oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Yang ingin dilihat adalah, apa kepentingan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penyelenggaraan EIFAF? Apakah ada pertentangan kepentingan antara Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan Pemerintah Pusat? Serta bagaimana implementasi paradiplomasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara? Untuk memahami permasalahan tersebut maka penelitian ini menggunakan beberapa konsep yang terkait seperti konsep globalisasi, desentralisasi, nation branding dan tentunya konsep paradiplomasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepentingan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam penyelenggaraan EIFAF terbagi menjadi dua yakni kepentingan ekonomi dan kepentingan kultural. Dan Implementasi dari paradiplomasi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dijalankan dalam tiga bentuk yakni sebagai sponsor, koordinator dan komunikator.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
KEBIJAKAN IDEOSINKRETIK (WHOLISTIC) JOKO WIDODO
(JOKOWI) DALAM KONPERENSI ASIA AFRIKA TAHUN 2015
Peneliti : Laode Muhamad Fathun
Kata Kunci : transformasi, kebijakan luar negeri, Jokowi, Maritim, konperensi Asia Afrika.
Abstrak : Paper ini akan mennganalisis transformasi kebijakan luar negeri Indonesia dari masa ke masa. Transformasi itu terlihat ketika pergantian kepemimpinan di Indonesia. Perubahan kebijakan politik luar negeri Indonesia terjadi sesuai dengan tujuan dan situasi dalam kondisi kebutuhan internal dan eksternal. Sejak Soekarno memimpin Indonesia sampai era Jokowi menunjukan transformasi kebijakan politik luar negeri Indonesia. Jokowi yang menjadi presiden sejak 2014 membuat orientasi kebijakan luar negeri Indonesia pada pengelolaan asset maritime sebagai tujuan pembangunan Indonesia. Hal tersebut dilakukan melalui internasionalisasi kebijakan poros maritim dalam berbagai konferensi internasional. Salah satu yang menjadi model analisi wholistic Jokowi adalah ketika orientasi tersebut di internasionalisasi dalam Konperensi Asia Afrika Di Indonesia. Dengan bekal sebagai tuan rumah Indonesia semakin leluasa menyebarkan visi tersebut dalam marketing politik. Tujuannya adalah agar setiap peserta konferensi mengetahui dan terpengaruh bahwa Indonesia sebagai negara maritim dan sudah fokus mengelola aset maritim. Sehingga, diperlukan kerjsamaa internasional baik tingkat nasional, regional dan global.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
TANTANGAN IMPLEMENTASI KERJASAMA ANTI-
TERORISME ANTARA INDONESIA DAN AUSTRALIA TAHUN
2007-2016
Peneliti : Nala Nourma Nastiti, Yuswari O. Djemat & Indah
Dwiprigitaningtias
Keywords : Challenges, anti-terrorism policy, cooperation, lombok treaty.
Abstract : The impact of this terrorism incident has been felt by Indonesia and Australia. Although Australia has never experienced direct terrorist attacks in the country, Australia as an ally of the United States is trying to tighten the country’s security. Australia and Indonesia are committed to fighting against terrorism explicitly through bilateral anti-terrorism agreements and cooperation.
This is strengthened after the Bali bomb attacks I and II that cause casualties Australians. So in addition to the close georgraphical reasons between the two countries, Australia considers Indonesia as a strategic partner to maintain security. With the Lombok agreement in 2006 the beginning of the intensity of cooperation between Indonesia and Australia in combating terrorism.
This is enhanced by continued agreements that are continually renewed by both countries. But along with the development of the era of globalization, the effort raises a variety of challenges that can then be analyzed, so that can implement efforts to combat terrorism will be the maximum amid the challenges and obstacles encountered until 2016.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
THE PROACTIVE ENGAGEMENT OF OXFAM
INTERNATIONAL AS INTERNATIONAL NON-
GOVERNMENTAL ORGANIZATION (INGO) TO SOLVE
SOMALIA FOOD INSECURITY PROBLEM
Peneliti : Hendra Manurung
Keywords : famine, food insecurity, Somalia, oxfam international, humanitarian aids.
Abstract : Somalia experienced 19 (nineteen) years for food crisis problem since 1992, and reached its peak in 2011. The crisis worsened by long standing conflict in the country combined with climate change, with the result that United Nations declared Somalia to be famine in 2011. The food crisis has driven world’s attention, especially non-governmental organizations concern on humanitarian issues, such as Oxfam International. In 1992, Oxfam International engaged to overcome food crisis and continue sustainable participation in addressing food crisis in 2011. Oxfam International cooperate with the local communities in Somalia by building water sanitation, providing clean water, delivering assistances such as foods, medicines, and also providing cash money. Oxfam International also supports and trains local people, especially farmers in agriculture, so they can produce food. By trained local farmers, it can help produce enough food to feed the population and reduce the possibility of famine in Somalia. The objective of this research is to explain the Oxfam International leading role in doing proactive involvement for humanitarian aids in Africa. The analysis is done based on the role of international non-governmental organization to handling the issue of food security in Somalia. To conclude, Oxfam International has shown meaningful efforts to give long- term impact on solving food insecurity problem in Somalia.
Lihat Dokumen | Download Dokumen
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA MASA
PEMERINTAHAN PRESIDEN JOKO WIDODO MELALUI
PENGUATAN DIPLOMASI EKONOMI
Peneliti : Mariane Olivia Delanova
Keywords : economic diplomacy, foreign policy, Indonesia’s national interests.
Abstract : After President Joko Widodo won in general electoral in 2014, he has making many decisions, include decision on foreign policy. One of his priorites of foreign policy is on economic sector. President has been implementing Indonesia’s foreign policy, which is improving economic diplomacy to achieve national interests of Indonesia, especially in the era of free trade and globalization. This paper aims at analyzing Indonesia’s foreign policy in the era of President Joko Widodo, focus on economic diplomacy of Indonesia, and include the change on paradigm of Ministry of foreign affairs. This paper also tries to describe the obstacles in practicing foreign policy of Indonesia in the era of President Joko Widodo.